Hawariy Ash Shofwah Al Malikiyyah

Hawariy Ash Shofwah Al Malikiyyah Hawariy Ash Shofwah Al Malikiyyah adalah komunitas Santri, Muhibbin, dan Pengkhidmah yang berintisab kepada Abuya Al Maliki Al Hasani Makkah.

30/11/2023

Mantra Orang Rimba

•~oOo~•

Setibanya di pemukiman Suku Anak Dalam kawasan Punti Kayu Dua desa Bukit Suban kecamatan Air Hitam kabupaten Sarolangun Jambi, para santri da'i utusan Hai'ah Ash Shofwah Al Malikiyyah disambut oleh Ustadz Ali, tokoh masyarakat rimba di kawasan Bukit Duabelas. Ustadz Ali selalu menyambut hangat setiap kedatangan para santri da'i di setiap tahapan.

Nama rimba (asli) Ustadz Ali adalah Benyanyi putera Si Ghemumbak. Si Benyanyi masih saudara dengan Si Balus alias Pak Saidun, kepala suku di Punti Kayu Dua. Juga masih saudara dengan Si Bencinto alias Temenggung Afrisal, kepala suku di kawasan Singosari desa Pematang Kabau. Ustadz Ali terkenal ahli berburu dan mengambil madu. Beliau menguasai banyak mantra sebagai identitas orang rimba. Diantaranya adalah Mantra Mengambil Madu.

"Assalamualaikum.
Dahan jagambang.
Hihi dahan jagambang.
Bagiku lalu.
Hihi bagiku lalu kubelai
Panjang kubelai
Tergantung dawang
Lalamo tinggal adik eiy."

Ini contoh bait mantra yang harus dibaca ketika hendak mengambil madu. Semacam berpamitan kepada para lebah dan ratunya. Terlihat dari ucapan "Assalamualaikum" sebagai pembuka bait mantra. Jika mantra ini sudah dibaca, dijamin tidak akan disengat oleh lebah walau mereka naik pohon sialang tanpa mengenakan baju.

Yang menarik dari beberapa bait mantra Orang Rimba adalah ketika mereka mengawali dengan "Assalamualaikum", dengan "Bismillahirrahmanirrahim", dan diakhiri "Laa ilaaha illallah Muhammad Rasulullah." Padahal mereka sebelumnya bukan pemeluk agama Islam, tetapi kalimat-kalimat suci dalam Islam banyak dijumpai dalam bait-bait mantra Orang Rimba.

Yassalam.

Kali ini, saya bersama empat santri delegasi PP. Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Situbondo tiba di perkampungan Suku Anak Dalam di kawasan Punti Kayu Dua desa Bukit Suban kecamatan Air Hitam kabupaten Sarolangun Jambi Sumatera. Santri da'i tahapan ke IX ini menggantikan dua Mahasantri UAS (Universitas Alfalah Assunniyah) Kencong Jember dan satu santri PP. Daruttauhid Purworejo Jawa Tengah.

Mohon barokah doa dari panjenengan semoga kami diberi kekuatan, keikhlasan, dan keistikamahan dalam menjalankan amanah Pembinaan Suku Anak Dalam sebagai program dakwah dan tarbiyah Hai'ah Ash Shofwah Al Malikiyyah ini. Dan terima kasih disampaikan kepada para Aghniya', dermawan, dan muhibbin yang telah ikut berpartisipasi dan berdonasi untuk program dakwah dan tarbiyah ini. Teriring doa, jazakumullah khoiron.

Yassalam.




Menjahit Jejaring Dakwah Kaum Santri[Catatan 5 Tahun Program Pembinaan Suku Anak Dalam]~ bang oemarSejak awal saya menda...
15/11/2023

Menjahit Jejaring Dakwah Kaum Santri
[Catatan 5 Tahun Program Pembinaan Suku Anak Dalam]

~ bang oemar

Sejak awal saya mendapat amanah dari Maktab Markazi (Pengurus Pusat) Hai'ah Ash Shofwah Al Malikiyyah (sekira Nopember 2018) untuk menjalankan program dakwah dan tarbiyah pembinaan Suku Anak Dalam, sejak saat itu p**a saya mulai merangkai-rangkai jejaring dakwah yang sekiranya bisa dijahit. Memetakan beberapa entitas yang terserak agar terajut kuat. Karena program pembinaan Suku Anak Dalam ini membutuhkan sinergi antar beberapa elemen.

Lima tahun sudah program ini berjalan dengan sembilan angkatan pengiriman santri. Lintas jejaring disinergikan. Akhirnya, satu elemen dengan yang lain bisa saling menguatkan. Antar entitas santri pun terbangun jejaring dakwah yang sinergis.

~ Jaringan Nurul Haromain Pujon

Sejak awal, jaringan Pujon sudah aktif terlibat. Mulai survei pertama hingga pengiriman angkatan ke sembilan ini, jejaring Nurul Haromain Pujon tetap eksis mensupport agenda pembinaan Suku Anak Dalam. Karena secara normatif, setiap santri yang akan dikirim ke pedalaman Bukit Dua Belas ini harus mengikuti pembinaan selama 21 hari yang disebut Masa Tau'iyah terlebih dahulu di Pondok Nurul Haromain Pujon. Dan agenda itu berjalan hingga pengiriman angkatan ke sembilan saat ini.

Awal survei saya mengajak Kiai Masyhur Farohi, alumni senior Nurul Haromain Pujon. Lalu pengiriman tahap pertama, adalah dua santri dari Ma'had Nurul Haromain Pujon. Ustadz Nur Yasin Wonosobo dan Ustadz Saiful Sumenep. Kedua santri Pujon ini menjalani amanah pembinaan Suku Anak Dalam selama dua tahap.

~ Jaringan Dalwa Pasuruan

Jejaring Pesantren Dalwa (Darullughah Waddakwah) Bangil Pasuruan terlibat sejak awal dalam program pembinaan ini. Waktu awal survei ke Air Hitam, delegasi Pondok Dalwa ikut serta yang diwakili oleh Dr. Fauzi Hamzah dan Dr. Imaduddin Sabran . Kemudian dilanjutkan dengan pengiriman dua santri Dalwa agar ikut dalam program pembinaan Suku Anak Dalam. Ustadz Zulkarnain dari Batam dan Ustadz Iqbal Baraqbah dari Riau, adalah santri Dalwa yang dikirim untuk membina Orang Rimba.

Habib Zain Baharun, pengasuh Pondok Dalwa yang paling antusias dengan program pembinaan ini. Sebagai Naibul Amin Hai'ah Ash Shofwah Al Malikiyyah, Habib Zain selalu motivasi dan mensupport jalannya program dakwah dan tarbiyah ini. Sehingga beberapa alumni Dalwa kemudian ikut terlibat dalam program ini. Misalnya, Dr. Sulaiman, alumni Dalwa yang tinggal di Palembang ini selalu setia menjamu para santri yang akan dikirim ke Jambi dan kebetulan transit di kota Ampera.

~ Jaringan Kencong Jember

Kiai Sadid Jauhari, pengasuh PP. Assuniyah Kencong Jember adalah penggagas utama program ini. Beliau yang survei pertama kali, yang mengkombinasikan dengan pejabat di Sarolangun, dan juga mengirim santrinya untuk berkhidmah membina Suku Anak Dalam.

Wasilah Kiai Sadid, saya kemudian dikenalkan dengan Gus Rijal Mumazziq Z, Rektor UAS (Universitas Al Falah Assunniyah) Kencong Jember. Gayung bersambut, gerakan Gus Rektor luar biasa. Beliau menyambut program ini dengan totalitas. Beberapa mahasiswa UAS dikirim ke Jambi. Tak hanya itu. Beberapa jaringan beliau disinergikan untuk menguatkan program ini. Mulai lembaga zakat hingga para aghniya'. Sehingga, program ini tidak hanya kuat secara SDM tetapi kokoh secara finansial.

~ Jaringan Sukorejo Situbondo

Waktu awal pengiriman guru ke Suku Anak Dalam, Kiai Azaim Ibrohimi selaku pengasuh Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Situbondo turut mengantar ke Jambi bersama Gus Syamsuddin Rusdi. Setelah bertemu dengan Bupati Sarolangun di pendopo, Kiai Azaim rela menembus belantara Bukit Dua Belas untuk mengantar dua santri utusan Hai'ah Ash Shofwah Al Malikiyyah ke kawasan Lubukjering kecamatan Air Hitam. Beliau bertemu langsung dengan warga Suku Anak Dalam. Tak segan mendekat dan berkomunikasi dengan mereka.

Setelah kunjungan Kiai Azaim itu, Pondok Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Situbondo kemudian mengirim beberapa santri untuk terlibat dalam program pembinaan Suku Anak Dalam ini. Tiga gelombang santri dikirim ke pedalaman Jambi disinergikan dengan program KKN kampus Universitas Ibrohimi Sukorejo Situbondo.

Jaringan Sukorejo Situbondo semakin kuat ketika komunitas alumni yang tergabung dalam IKSASS juga terlibat aktif. Sejak dari Malang, sebelum dikirim ke Jambi para santri mampir sejenak di Pondok Beras asuhan Kiai Bukhori yang juga alumni Sukorejo. Setibanya di Palembang, terhubung dengan mbak Pyo Luthfia Fataty alumni Sukorejo yang sukses jadi penguasa bros berkelas. Mbak Pyo dan Gus Ahmad David suaminya selalu siaga berkhidmah menyambut kedatangan para santri utusan Sukorejo Situbondo.

IKSASS Jambi juga sigap merespon program ini. Secara bergilir mereka mengunjungi santri yang ditugaskan membina Suku Anak Dalam. Sehingga para santri merasa diperhatikan oleh para seniornya yang sesama alumni Sukorejo Situbondo.

~ Jaringan Sarang & Langitan

Munculnya program pembinaan Suku Anak Dalam ini tidak terlepas dari inisiasi para kiai alumni Sarang dan Langitan. Ada beberapa alumni Sarang dan Langitan yang tinggal di Jambi dan mengasuh pondok pesantren. Beliau-beliau yang menjadi komunikator antara pemerintah setempat dengan Hai'ah Ash Shofwah. Sehingga program pembinaan Suku Anak Dalam ini terwujud sampai saat ini.

Alumni Sarang ada Kiai Nafi' bin Buya Salik Pelawan (Alumni Abuya Al Maliki), Kiai Kamil Pelawan, Kiai Mbah Imam Hambali Singkut, Kiai Ahdal Bukit Suban, dan beberapa kiai dan asatidz lainnya. Alumni Langitan ada Kiai Abdul Qadir Pauh (Alumni Abuya Al Maliki), Kiai Bakhir Mandiangin, Kiai Rois Mandiangin, Kiai Munir Pelawan, Kiai Zainal Singkut, dan beberapa kiai lainnya. Beliau-beliau yang membackup pelaksanaan program ini. Bahkan sebelum Ash Shofwah, Pondok Langitan sudah pernah mengirim dua santrinya ke Suku Anak Dalam, yaitu Kiai Hanif Shofwan dan temannya.

~ Jaringan Purworejo

Sebagai bagian dari Hai'ah Ash Shofwah Al Malikiyyah, Kiai Thoifur Mawardi juga punya andil besar dengan kegiatan ini. Selain mengirim santri untuk melakukan pembinaan Suku Anak Dalam, Kiai Thoifur juga melibatkan para santri dan muhibbin beliau yang ada di Jambi agar mensupport program dakwah ini.

Beberapa santri dan muhibbin Kiai Thoifur yang diberi amanah untuk terlibat antara lain Kiai Rohmat Jambi, Haji Robet Jambi, dan beberapa alumni Purworejo lainnya. Dengan jaringan Purworejo ini, banyak membantu proses pengiriman dan pemenuhan kebutuhan dakwah di Suku Anak Dalam.

Selain Kiai Thoifur Purworejo, Kiai Sirojan Muniro Kulonprogo juga telah mengirim santrinya untuk ikut terlibat dalam program pembinaan Suku Anak Dalam.

~ Jaringan Semendo

Pondok Nurul Haromain Semendo Muara Enim asuhan Kiai Dainawi Gerentam Bumi, juga memiliki andil besar dalam keberlangsungan program pembinaan SAD ini. Gus Mujtaba dan Kiai Imam Haramain, putera Kiai Gerentam Bumi, sangat bersemangat untuk membackup kegiatan ini. Mulai dari penyediaan tempat bermalam, akomodasi, bahkan kadang tiket transportasi.

Jaringan alumni Semendo yang tergabung dalam Ikbal Marom, seringkali terlibat dalam proses pengiriman santri ke Jambi. Sesekali para santri diminta bermalam di Semendo Muara Enim. Sekali p**a pernah disambungkan dengan Bang Firmansyah Salman Tanjung Enim, salah satu santri pengkhidmah Kiai Gerentam Bumi. Dan pernah juga disuruh bermalam di markas Iqbal Marom di Palembang, disambut oleh alumni senior semisal Ustadz Idil Fitrah , Ustadz Alpaqih Andopa , dan sebagainya.

~ Jaringan UIN Malang

Sebagai alumni UIN Malang, saya tidak menyia-nyiakan momentum ini menjalin sinergi denga kawan-kawan yang pernah kuliah di UIN Malang dan tinggal di sekitar Palembang Jambi. Dan ini efektif. Setidaknya, ketika saya berada suatu kota yang dilintasi perjalanan ke Jambi, saya bisa menghubungi mereka, lalu mengajak ngopi.

Ternyata jaringan UIN Malang cukup merata. Dari Lampung hingga Jambi. Di Lampung saya bisa terhubung dengan Bang Sarohmad Zilzaf , owner penerbit Literasi Nusantara yang sering saya jadikan tempat ampiran. Di Palembang, saya terhubung dengan Dr. Zainuddin Sattar Dosen Universitas Al Ittifaqiyah, Mbak Ajeng Puspa R , dan Gus Hakim. Bergeser ke Muara Enim, saya bisa ngopi dengan Gus Mustofa Topeng Al Wajah . Di Lubuklinggau ada Dr. Taufik, dosen Universitas Islam Silampari.

Di Jambi, saya bertemu dengan Mbak Fenti Rakhmawati dan Mas Faiz , suami istri dari Singosari Malang yang menetap di Hitam Ulum Merangin. Juga Mas Imron Habib , senior Pagar Nusa yang tinggal di Muara Delang. Ada Gus Muttaqin Ahmad , adik tingkat di UIN Malang kini tinggal di Rimbo Bujang. Dan beberapa alumni UIN Malang yang bisa diajak bersinergi.

~ Jaringan NU

Jamak diketahui, bahwa jam'iyah Nahdlatul Ulama merupakan jejaring sosial keagamaan yang tersebar luas hampir ke pelosok nusantara. Tak terkecuali di wilayah Sumatera. Jaringan ini sangat potensial untuk dijahit menjadi kekuatan dakwah yang sinergis.

Di Palembang, saya jumpa Gus David Ahmad , suami Mbak Pyo yang juga aktif di PWNU Sumatera Selatan. Di Sarolangun, ada jaringan Pagar Nusa dan Banser Air Hitam yang selalu berjalan seiring dalam program pembinaan Suku Anak Dalam. Bergeser ke Muara Enim, saya diajak ngobrol dengan jajaran PCNU Muara Enim di kantor NU. Dan di Lubuklinggau, saya bisa tersambung dengan Kiai Ahmadi, ketua PCNU Lubuklinggau yang ternyata asli Lamongan.

Gus Rijal Mumazziq, sangat perhatian masalah ini. Sehingga ketika ada bantuan dua armada sepeda motor untuk operasional para santri da'i, langsung dicat hijau dan diberi stiker NU. Hal ini untuk menegaskan sinergitas antara jaringan Hai'ah Ash Shofwah Al Malikiyyah dengan jaringan Nahdlatul Ulama.

Dan masih banyak jejaring dakwah yang sudah dan belum terjahit. Semua butuh waktu serta komunikasi yang intens. Karena dengan bersinergi, maka program dakwah dan tarbiyah ini akan berjalan sukses dan lestari. Insya Allah.

Yassalam.

~ Bakaheuni, 15 Nopember 2023

Ta'aruf Dengan Masyarakat Rimba~ bang oemarSehari setelah ketibaan empat santri utusan dari PP. Salafiyah Syafi'iyah Suk...
11/11/2023

Ta'aruf Dengan Masyarakat Rimba

~ bang oemar

Sehari setelah ketibaan empat santri utusan dari PP. Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Situbondo di pemukiman warga Suku Anak Dalam kawasan Punti Kayu Dua, mereka langsung bersinergi dengan tiga santri yang sudah setahun tinggal disana. Ketiganya utusan dari kampus UAS (Universitas Al Falah Assunniyah) Kencong Jember serta dari PP. Daruttauhid Purworejo.

Seperti biasa, agenda pertama adalah Ta'aruf dengan warga Suku Anak Dalam bagi santri yang baru tiba di Punti Kayu Dua. Model Ta'arufnya sederhana. Masak-masak, menu daging ayam, sarimie, nasi, sayur, lalu mengumpulkan warga Punti Kayu Dua.

Setelah kumpul, mereka diajak membaca Dzikir Jamai'iy terlebih dahulu. Kemudian memperkenalkan diri satu persatu. Setelah itu, perwakilan warga Suku Anak Dalam ada yang menyambut. Biasanya Pak Saidun, tetuah suku sekaligus Pemangku atau pimpinan warga Suku Anak Dalam kawasan Punti Kayu Dua. Saat ta'aruf inilah biasanya Pemangku menyampaikan beberapa hal terkait hukum adat yang harus diperhatikan. Karena setiap hukum adat jika dilanggar konsekuensinya adalah mendapat sanksi.

Alhamdulillah, saat ini di kawasan Punti Kayu Dua ada tujuh santri yang sedang berkhidmah menjalankan amanah pembinaan Suku Anak Dalam yang merupakan program dakwah dan tarbiyah Hai'ah Ash Shofwah Al Malikiyyah.

Yassalam.

~ Kawasan Air Hitam Jambi, 11 Nopember 2023







Melatih Mental Dakwah Santri[Edisi Mengantar Santri Ke Pedalaman Jambi]~ bang oemarBeberapa santri yang akan dikirim ke ...
10/11/2023

Melatih Mental Dakwah Santri
[Edisi Mengantar Santri Ke Pedalaman Jambi]

~ bang oemar

Beberapa santri yang akan dikirim ke pedalaman Jambi untuk ikut program pembinaan Suku Anak Dalam mereka seringkali tidak pede. Sebagian mengeluh karena merasa belum pantas untuk berdakwah. Karena kemampuan baca kitab kuning lemah, atau kurang menguasai materi keagamaan.

Selalu saya tegaskan, bahwa di dalam rimba tidak dibutuhkan pelajaran Nahwu, Shorof, I'lal, apalagi harus menghafal Nadzam Imrithiy atau Alfiyah. Di dalam rimba hanya butuh santri yang bisa survive. Bisa bertahan hidup bersama warga Suku Anak Dalam.

Di dalam rimba tidak ada gedung sekolah, tidak ada papan tulis, tidak mengenal metode pembelajaran. Yang ada hanya bangunan rumah yang terbuat dari papan atau rumah sudung yang hanya beratap kain. Selebihnya, bentangan hutan dan perkebunan sawit yang luas sejauh mata memandang. Penerangan terbatas. Hanya akan nampak terang benderang ketika malam purnama. Itupun jika tidak hujan atau tertutup awan. Dan yang paling seru bagi santri Gen-Zi, di dalam rimba tidak ada sinyal hape. Hahahaha.

Jarak antara pemukiman Sanak Rimba dengan warga dusun sekira 4 km dengan jalur menantang. Terjal, berkelok, sepi, dan kalau malam gelap. Jika kemarau panasnya membara. Jika musim penghujan, kubangan lumpur menghadang sepanjang jalan. Padahal, sesekali para santri harus turun ke dusun untuk sekedar berbelanja, ngeces hape, atau nyeterek strum aki untuk membantu penerangan.

Lalu, keseharian warga Suku Anak Dalam juga menjadi tantangan tersendiri. Pagi-pagi, mereka pergi ke ladang untuk berkebun sawit. Bagi yang tidak punya kebun, mereka masuk ke dalam hutan untuk berburu atau mencari ubi-ubian untuk di makan. Anak-anak rimba yang seusia sekolah lebih s**a bermain di tepi hutan sampai siang. Sep**ang bermain, sebagian anak-anak rimba mengikuti kegiatan belajar dengan sistem sekolah alam. Sebagian yang lain memilih istirahat karena kecapekan usai bermain di tepian hutan.

Lha, disinilah pentingnya mental dakwah dan kreatifitas para santri yang dikirim ke Suku Anak Dalam. Para santri da'i ini harus pandai beradaptasi dengan lingkungan orang rimba. Juga harus kreatif mendesain materi tarbiyah agar bisa diikuti oleh warga Suku Anak Dalam. Tidak butuh materi yang terlalu dakik. Cukup menemani mereka berburu, membersamai saat meladang, mengajak anak-anak memancing dan mandi di sungai.

Ketika proses adaptasi sudah berjalan dengan baik, maka aktivitas dakwah dan tarbiyah akan mudah diterima oleh masyarakat rimba. Jadi, di dalam rimba tidak butuh santri yang pintar Nahwu atau Shorof, tapi butuh santri yang kuat mental, kuat fisik, dan kreatif sehingga bisa survive di berdakwah membersamai masyarakat Suku Anak Dalam.

So, mohon barokah doanya, pekan ini kami sedang mengantar santri PP. Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Situbondo yang akan mengikuti program Pembinaan Suku Anak Dalam di kawasan Air Hitam kab Sarolangun Jambi Sumatera. Empat santri Sukorejo Situbondo ini menggantikan santri dari kampus UAS (Universitas Al Falah Assunniyah) Kencong Jember dan dari Pondok Daruttauhid Purworejo Jawa Tengah.

Yassalam.

~ Lubuklinggau, 10 Nopember 2023






Muwada'ah Pekan Tau'iyah~ bang oemarSetelah mengikuti Pekan Tau'iyah, empat santri PP Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Situ...
03/11/2023

Muwada'ah Pekan Tau'iyah

~ bang oemar

Setelah mengikuti Pekan Tau'iyah, empat santri PP Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Situbondo berpamitan kepada Abi Ihya. Sekira dua pekan lamanya, empat santri ini dikarantina di PP. Nurul Haromain Pujon. Menerima beberapa materi dan aplikasi dakwah.

Empat santri PP Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Situbondo ini akan mengikuti program Pembinaan Suku Anak Dalam Jambi yang dibidani oleh Hai'ah Ash Shofwah Al Malikiyyah. Di pedalaman Bukit Dua Belas Jambi, mereka akan melakukan pendampingan dan pembinaan kepada masyarakat rimba. Berbaur dengan keseharian orang rimba. Berburu, mencari ubi-ubian, ndrodos sawit, dan semacamnya.

Pekan Tau'iyah perlu diikuti untuk menyamakan persepsi (tawhidul fikroh) para santri yang akan dikirim ke medan dakwah. Juga untuk menanamkan loyalitas dan militansi seorang santri agar tangguh ketika terjun ke masyarakat, khususnya masyarakat Suku Anak Dalam yang memiliki karakteristik unik. Sehingga para santri tersebut tidak patah semangat, dan selalu berinovasi dalam melakukan pembinaan.

Keempat santri ini kemudian mendapat wejangan serta doa dari Abi Ihya, pengasuh PP. Nurul Haromain Pujon Malang. Doa dan wejangan Abi Ihya ini menjadi azimat bagi keempat santri yang akan berangkat ke Sarolangun Jambi.

اللهم صل على سيدنا محمد سهل ويسر ما تعسر








___________________
~ Bagi panjenengan yang ingin ikut berdonasi untuk program Pembinaan Suku Anak Dalam (SAD) ini, bisa langsung transfer ke:

~ Rekening BCA: 4400013026
~ Atas Nama: UMAR FARUQ
~ Konfirmasi: 082331122979 (HP/WA)

Masa Tau'iyah~ bang oemarSebagaimana yang sudah lalu-lalu, bahwa setiap santri yang akan dikirim untuk misi pembinaan Su...
21/10/2023

Masa Tau'iyah

~ bang oemar

Sebagaimana yang sudah lalu-lalu, bahwa setiap santri yang akan dikirim untuk misi pembinaan Suku Anak Dalam disarankan agar transit dulu di Pujon. Mengikuti Pekan Tau'iyah di Ma'had Nurul Haromain Pujon yang diasuh oleh KH. M. Ihya Ulumiddin.

Kemarin lusa, saya menemani beberapa Asatidz dan lima belas santri PP Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Situbondo untuk sowan Abi Ihya. Pagi-pagi sekali, menembus dingin kota Batu, sudah tiba di PP. Nurul Haromain Pujon.

Dari lima belas santri, empat santri akan dikirim ke Jambi untuk menjalankan amanah pembinaan Suku Anak Dalam yang merupakan program dakwah dan tarbiyah Hai'ah Ash Shofwah Al Malikiyyah. Sedangkan yang sebelas santri Sukorejo Situbondo ini akan mengikuti KKN di Pujon.

Selama dua pekan, empat santri PP. Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Situbondo ini akan mengikuti Masa Tau'iyah, mulai dari pemantapan konsep dakwah dan aplikasinya, penguatan spritualitas dengan menghafal dan mengamalkan beberapa wirid dan hizib.

Insya Allah, awal November empat santri Sukorejo Situbondo akan diberangkatkan ke Jambi setelah mengikuti Masa Tau'iyah di Pujon. Empat santri tersebut menggantikan empat santri yang sebelumnya sudah menjalankan amanah pembinaan Suku Anak Dalam dan sekarang masih berada di kawasan Punti Kayu Dua desa Bukit Suban kecamatan Air Hitam kabupaten Sarolangun Jambi.

Empat santri yang masih di pedalaman Jambi merupakan delegasi dari kampus Universitas Al Falah Assunniyah (UAS) Kencong Jember asuhan Kiai Sadid Jauhari dan Gus Rijal Mumazziq, serta delegasi dari PP. Daruttauhid Purworejo asuhan Kiai Thoifur Mawardi.

Mohon barokah doa dari panjenengan semua semoga amanah ini bisa berjalan dengan sukses lancar seiring ridho Allah. Amin.

Yassalam...

√ bang oemar; pelaksana khidmah program pembinaan SAD Jambi






13/08/2023
Apa Kabar Rimba?~•O•~Semalam, saya dihubungi oleh Kang Nurohman, santri Mbah Yai Thoifur Purworejo yang ditugaskan khidm...
25/05/2023

Apa Kabar Rimba?

~•O•~

Semalam, saya dihubungi oleh Kang Nurohman, santri Mbah Yai Thoifur Purworejo yang ditugaskan khidmah membina masyarakat rimba Suku Anak Dalam di Sarolangun Jambi Sumatera. Untuk saat ini, ada 4 santri yang ditugaskan membina SAD. Dari kampus Universitas Al Falah Assunniyah Kencong Jember dan dari Pesantren Daruttauhid Purworejo. Semalam Kang Nurohman bercerita banyak kondisi di dalam rimba.

Memang, untuk penugasan tahap VII ini, saya jarang berkomunikasi. Karena durasi penugasan mereka lebih lama, satu tahun. Sehingga saya lebih santai dan tidak begitu intens berkomunikasi dengan mereka. Untungnya ada Gus Rektor Rijal Mumazziq Z yang selalu mencolek saya agar terus bersemangat dalam mendampingi kawan-kawan yang sedang berkhidmat membersamai SAD.

"Alhamdulillah ustadz, disini sudah ada sumur dekat masjid. Tandon airnya sempat rusak, dan sudah diperbaiki oleh warga." Cerita Kang Nurohman.

Tidak gampang untuk berkomunikasi secara intens dengan kawan-kawan yang berada di dalam rimba. Pasalnya, gak ada sinyal. Untuk bisa tersambung secara lancar, harus naik ke atas bukit Bogor, atau mungkin harus naik ke atas pohon sialang nanti tinggi. Apalagi kalau malam, naik ke puncak bukit Bogor rawan berjumpa binatang liar.

"Cuma ada sedikit kendala ustadz. Anak-anak kecil disini sudah tinggal sedikit. Sebagian mondok ke Singkut. Dan sebagian lagi bermigrasi ikut orang tuanya?" Lanjut Kang Nurohman.

Saya balik bertanya, kenapa orang tuanya pindah? Apa masih ikut tradisi Melangun?

Melangun adalah tradisi masyarakat rimba yang mengharuskan mereka pergi meninggalkan tempat tinggal mereka karena ada salah satu warga yang sakit atau mati. Mereka berkeyakinan bahwa jika ada warganya yang sakit tak kunjung sembuh, berarti hutan tempat mereka tempati sedang mendapat kutukan. Maka mereka harus pergi jauh. Sementara yang sakit, ditinggal sendirian di dalam hutan. Begitu p**a jika ada yang meninggal, mereka pergi meninggalkan rimba untuk menghilangkan kenangan duka.

"Bukan ustadz. Perpindahan mereka bermula dari pertengkaran anak kecil warga SAD. Ada yang kena pukul pakai kayu. Lalu orang tuanya tidak terima, sehingga terjadi pertengkaran antar orang tua. Setelah itu, sebagian mereka pergi meninggalkan kawasan Punti Kayu Dua. Ada yang pindah ke Air Panas, ada yang ke Lubukjering, juga ada yang ke kawasan Singosari." Tutur Kang Nurohman.

Selanjutnya, Kang Nurohman juga mengabarkan bahwa perlu ada penambahan Ustadz untuk ditempatkan di kawasan Lubukjering. Disana ada beberapa SAD yang sudah mualaf dan butuh pendampingan. Saya jawab, insya Allah. Pengiriman berikutnya akan diusahakan ada penambahan untuk ngepos di Lubukjering.

Sebetulnya banyak pintu-pintu rimba yang belum tersentuh dakwah. Kendala personal dan finansial menjadi tantangan yang perlu diurai. Alhamdulillah, Gus Rektor Rijal tak pernah jenuh menyemangati saya. Ikhtiar Gus Rektor untuk pengadaan sepeda motor sangat efektif. Dalam hitungan hari, sudah terkumpul uang sebesar 9 juta lebih. Cukup untuk dua unit motor.

Selanjutnya, tinggal memikirkan kebutuhan lainnya. Saya mentargetkan kelak disana akan ada pesantren khusus anak-anak rimba. Hal ini diawali dengan sewa atau beli rumah di sekitar itu. Model pendidikannya juga ala rimba. Natural, berbasis alam, dan merdeka.

Maturnuwun Gus Rektor. Terima kasih semua pihak yang ikut berpartisipasi.

Yassalam....




LAPORAN KEGIATANPembinaan Suku Anak DalamProgram Dakwah & TarbiyahHai'ah Ash Shofwah Al Malikiyyah______________________...
09/04/2023

LAPORAN KEGIATAN
Pembinaan Suku Anak Dalam
Program Dakwah & Tarbiyah
Hai'ah Ash Shofwah Al Malikiyyah
_______________________________

Progres Kegiatan Pembinaan
Suku Anak Dalam (SAD) Tahap VIII

~ Alhamdulillah, selama 6 (enam) bulan para Guru Pengajar Suku Anak Dalam (SAD) utusan Hai'ah Ash Shofwah Al Malikiyyah sudah melaksanakan pembinaan secara intensif di kawasan pemukiman Suku Anak Dalam (SAD) sejak awal pengiriman pada November 2022 sampai saat ini (April 2023).

~ Pembinaan yang dilakukan berbasis pembinaan keagamaan dan bimbingan belajar Al Qur'an yang diikuti oleh warga SAD di kawasan tersebut.

~ Kendala dan kebutuhan para Guru Pengajar SAD sampai saat ini adalah masalah pendanaan untuk kebutuhan sehari-hari seperti:
1. makan,
2. bensin untuk mobilitas sepeda motor,
3. bensin untuk genset penerangan masjid selama Ramadhan,
4. dan kebutuhan harian lainnya.

~ Perolehan donasi untuk pengadaan sepeda motor adalah sebagai berikut:
1. KH. Sadid Jauhari Kencong Jember : Rp. 2.500.000,-
2. Gus Rizal Mumazziq (Rektor UAS Kencong Jember) : Rp. 500.000,-

Demikian laporan kegiatan ini disampaikan. Bagi Panjenengan yang ingin ikut berdonasi untuk program Pembinaan Suku Anak Dalam (SAD) ini, bisa langsung transfer ke:

~ Rekening BRI: 6232-01-023745-53-3
~ Atas Nama: AHMAD MUZAKKI MURSYID
~ Konfirmasi: 082331122979 (Umar Hawariy)

Kepada para aghniya', donatur, dan dermawan, kami ucapkan banyak terima kasih teriring doa,

جزاكم اللّٰه خيرا كثيرا.

~ Malang, 9 April 2023

Pelaksana Khidmah
UMAR FARUQ (Hawariy Pusat)

Ma'assalamah, Fii AmanillahSetelah menjalankan amanah khidmah dari Hai'ah ASH SHOFWAH AL MALIKIYYAH, melakukan pembinaan...
07/11/2022

Ma'assalamah, Fii Amanillah

Setelah menjalankan amanah khidmah dari Hai'ah ASH SHOFWAH AL MALIKIYYAH, melakukan pembinaan terhadap masyarakat Suku Anak Dalam (SAD) di kawasan Air Hitam kab Sarolangun Jambi, empat mahasiswa kampus Universitas Ibrahimy yang sekaligus santri PP. Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Situbondo kini kembali p**ang ke pondok Sukorejo Situbondo. Mereka meninggalkan masyarakat SAD sejak hari Ahad, 06 Nopember 2022. Kep**angan empat santri pengajar SAD ini diiringi isak tangis anak-anak SAD yang selama ini dibina.

Adapun pelaksana khidmah selanjutnya ada empat orang, yaitu dua mahasiswa kampus INAIFAS Kencong Jember dan dua santri PP. Daruttauhid Purworejo Jawa Tengah. Keempat santri tersebut melanjutkan estafet amanah pembinaan terhadap masyarakat Suku Anak Dalam (SAD) di wilayah Bukit Dua Belas kecamatan Air Hitam kab Sarolangun Jambi.

Saat ini, empat santri Sukorejo Situbondo sedang kembali ke pondok dan menempuh perjalanan darat. Dari Bukit Suban menuju Hitam Ulu Bangko. Dari Bangko menuju Palembang, dan disambut oleh Ustadz Sulaiman (Hawariy Palembang). Dari Palembang langsung ke Jember naik bis Rosalía Indah. Dan dari Jember akan dijemput oleh sivitas Universitas Ibrahimy Sukorejo Situbondo.

Terima kasih kami sampaikan kepada para santri PP. Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Situbondo atas khidmahnya. Mohon barokah doa, semoga perjalanan para santri kembali ke Pondok Sukorejo diberi kelancaran dan keselamatan. Amin.

مع السلامة وإلى اللقاء في أمان الله.

اللهم صل على سيدنا محمد سهل ويسر ما تعسر

Pelaksana Khidmah
UMAR FARUQ (Hawariy)

Bergerilya Menyapa Orang RimbaBaru beberapa hari, teman-teman Guru Pengajar SAD tiba di Punti Kayu Dua, tapi sudah mulai...
01/11/2022

Bergerilya Menyapa Orang Rimba

Baru beberapa hari, teman-teman Guru Pengajar SAD tiba di Punti Kayu Dua, tapi sudah mulai beraksi. Diawali dengan proses adaptasi dengan warga SAD di kawasan Punti Kayu Dua. Kemudian sehari berikutnya, mulai bergerilya menyapa warga Suku Anak Dalam di beberapa titik yang lain.

Titik pertama, menyapa Haji Jailani alias Temenggung Tarip di daerah Air Panas. Temenggung Tarip adalah sesepuh Orang Rimba yang memiliki pengaruh besar bagi masyarakat Suku Anak Dalam se kawasan Bukit Dua Belas.

Titik kedua, menyapa Temenggung Afrisal di pintu Singosari. Kawasan ini termasuk titik pembinaan para Guru Pengajar. Anak-anak di kawasan ini setiap sore mengaji Al Qur'an dibimbing para Guru SAD.

Ada beberapa titik yang menjadi objek pembinaan, yaitu Punti Kayu Dua, Kutai, P**l Makmur, Air Panas, dan Singosari. Masing-masing berjauhan jarak sekitar 5 km. Tapi setiap hari harus dijangkau oleh para Guru Pengajar SAD dengan bersepeda motor.

Mohon doanya semoga para Guru Pengajar SAD diberi kekuatan, keistikamahan, dan keikhlasan dalam menjalankan amanah dakwah dan khidmah ini. Amin.




Bekal Hidup Dalam RimbaMenjalani tugas sebagai guru pengajar Orang Rimba itu luar biasa. Beda dengan mengajar orang-oran...
31/10/2022

Bekal Hidup Dalam Rimba

Menjalani tugas sebagai guru pengajar Orang Rimba itu luar biasa. Beda dengan mengajar orang-orang kebanyakan yang tinggal di kampung atau di kota. Di dalam rimba tidak ada warung, tak ada supermarket, Indomaret, apalagi mall yang ada eskalator-nya. Tak ada. Yang ada hanya ubi-ubian yang mejalar bebas di tengah belantara. Atau sekerumunan hewan liar semacam rusa, landak, ayam, atau burung-burung yang berkeliaran bebas mencari makan.

Maka, sebelum mengantar para Guru Pengajar SAD ke dalam rimba, kami mesti mampir di pasar desa Bukit Suban. Berbelanja aneka kebutuhan sehari-hari para Guru Pengajar SAD. Beras, minyak, mie instan, gula, kopi, kecap, dan aneka kebutuhan hidup yang sekiranya cukup untuk digunakan selama sebulan ke depan.

Selain untuk para Guru Pengajar SAD, bahan-bahan makanan itu juga sebagai pemikat para warga Punti Kayu Dua agar mereka mau berkumpul untuk belajar, atau untuk kegiatan sosial keagamaan. Tahlil dan Dzikir Jama'iy tiap malam Jumat, Yasinan tiap Jumat sore, atau kegiatan belajar mengajar Suku Anak Dalam itu akan diminati kalau disuguhi makanan. Kalau tidak ada embel-embel makanan, mereka lebih memilih mencari makanan atau berburu ke dalam hutan.

Kebutuhan mendesak lainnya yang paling urgen bagi Guru Pengajar SAD adalah bensin untuk bahan bakar sepeda motor dan genset. Sepeda motor dipakai tiap hari untuk mengajar di tiga pintu SAD yang lain, Singosari, Air Panas, dan Kutai. Jaraknya lumayan berjauhan antara satu pintu dengan lainnya. Maka, kebutuhan bensin menjadi sangat urgen.

Mohon barokah doanya, semoga kawan-kawan santri yang saat ini menjalankan amanah khidmah sebagai Guru Pengajar SAD diberi keikhlasan, kekuatan, dan keistikamahan oleh Allah. Amin.

~ Pedalaman Jambi, 31 Oktober 2022

Address

Kawasan Sun Bizz City Porong Sidoarjo
Sidoarjo

Telephone

+6282331122979

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Hawariy Ash Shofwah Al Malikiyyah posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Videos

Share