02/05/2021
RATUSAN PEMUDIK BANJIRI PATI, KECOLONGAN?
Menjelang hari raya Idulfitri yang tinggal menghitung hari, sebanyak ratusan pemudik sudah menjejali daerah di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Berkenaan hal itu, pemerintah kabupaten (Pemkab) Pati sudah memiliki sejumlah langkah strategis untuk mengantisipasi persebaran Covid-19.
Bupati Pati, Haryanto mengatakan, ratusan perantau yang terlanjur mudik ke kampung halaman itu tersebar di 21 kecamatan pada masa larangan mudik. Misalnya saja di Kecamatan Kayen terdapat 28 pemudik yang terdata.
“Kemudian di Kecamatan Kayen ada 15 pemudik yang terlanjur di rumahnya. Ada juga di Kecamatan Sukolilo, Margoyoso, Gunungwungkal, dan lainnya. Saya kira pemudik ini hanya dua atau tiga saja. Ini malah jumlahnya ratusan,” ujarnya, Sabtu (1/5).
Paling banyak pemudik tersebut berasal dari daerah di Papua, Kalimantan, Jakarta, Bekasi, dan Surabaya. Mereka mudik dengan cara sembunyi-sembunyi dan jauh sebelum pengetatan dilakukan, atau sebelum dan awal Ramadan.
Lantaran pemudik sudah terlanjur ada di kampung halaman, lanjut Haryanto, pihaknya pun membuat sejumlah kebijakan, terlebih memeberikan konsekuensi yang harus diterima oleh para pemudik tersebut.
“Kan tidak mungkin juga diminta balik ke daerah tempatnya kerja semula. Ada konsekuensinya. Harus siap diisolasi jika terpapar virus ini. Tidak ada kata menghindar. Mereka harus mau karena mudik dilarang,” tegasnya.
Ia mengaku sudah memberikan sosialiasi dan berkoordinasi pada sejumlah instansi terkait, soal perantau yang terlanjur mudik ke tempat asal. Misalnya saja, pendataan terhadap pemudik tersebut. Pendataan sendiri dilakukan oleh Bhabinkamtibmas, Babinsa, Bidan Desa serta Satgas Covid-19 desa.
Kemudian berdasarkan data yang sudah ada itu, kemudian dilakukan tes swab antigen. Dan bila ditemukan ada pemudik yang reaktif berdasarkan hasil tes, selanjutnya diisolasi di desa setempat, maupun di rumah sakit yang ditunjuk.
“Yang p**ang mudik itu nanti tidak perlu mengikuti salat Idulfitri di masjid, melainkan cukup di rumah saja. Agar apabila ada gejala, yang bersangkutan tidak menularkannya kepada yang lain,” jelas Haryanto.
Disamping itu, guna mencegah persebaran Covid-19 di Pati, khususnya di bulan suci ramadan dan Idulfitri. Salat tarawih dan idulfitri dilakukan dengan protokol kesehatan ketat. “Selanjutnya, tidak diperbolehkan melakukan takbir keliling. Hanya diperbolehkan melakukan takbir di musala maupun masjid-masjid setempat. Itupun juga tidak diperkenankan berkerumun,” tandasnya.
Sumber:
https://www.gatra.com/detail/news/510753/gaya-hidup/ratusan-pemudik-banjiri-pati-kecolongan
Reporter: Ahmad Muharror
Editor: Rohmat Haryadi